Sunday, December 30, 2007

Angin Arus Bawah

Hari ini saya merampungkan mengirim seluruh berkas persyaratan pencalonan diri saya sebagai kandidat Direktur Eksekutif Nasional WALHI. Sebuah tantangan dan pengalaman baru bagi saya untuk bertarung sebagai kandidat fungsionaris WALHI di nasional. Cukup menarik dan banyak hal pembelajaran yang saya dapatkan semenjak beberapa bulan lalu saya menyatakan diri untuk maju. Pro dan kontra, namun semua itu justru semakin memantapkan saya untuk terus maju. Saya menikmatinya sebagai sebuah tantangan yang justru membangkitkan daya kreativitas dan terus mengasah kemampuan leadership saya. Keyakinan saya adalah tidak akan ada sesuatu yang besar tanpa ada sesuatu yang dipertaruhkan. Bagi saya perubahan besar akan terjadi jika kita mau bergeser dari "zona aman", mempertaruhkan diri dan siap meraih kemenangan baru.

WALHI adalah salah satu organisasi lingkungan terbesar di Indonesia yang memiliki 25 kantor di 25 provinsi dan lebih dari 400an anggotanya. Tantangan WALHI kedepan bukan saja yang berasal dari faktor ekstenal berupa ancaman terhadap kondisi lingkungan hidup di Indonesia yang terus kian memburuk dan kuatnya tekanan politik negara sebagai konsekuensi dari sistem tatanan ekonomi politik neolib yang kapitalistik, menghisap dan menindas. WALHI juga dihadapkan pada persoalan bangunan konsolidasi internal dan sistem kaderisasi yang masih timpang. Menghadapi tantangan eksternal saya kira gerakan WALHI tidak cukup hanya dengan mengandalkan advokasi kebijakan dan upaya litigasi semata atau berputar hanya pada tataran kampanye. Terbukti berbagai advokasi kebijakan dan litigasi yang dilakukan oleh WALHI hampir rontok disemua tingkatan. Sehingga untuk itu WALHI mesti mengubah arah dan strategi gerakannya dengan menekankan kepada penguatan gerakan akar rumput dengan membangun komunitas-komunitas peduli lingkungan di masing-masing WALHI daerah yang akan menjadi kekuatan pendukung WALHI. Menghadapi tantangan internal, paling tidak ada tiga agenda utama yang mesti dilakukan yaitu; pertama, melakukan internalisasi ke-WALHI-an kesemua level organ WALHI; kedua, melakukan penguatan WALHI melalui penguatan WALHI-WALHI daerah dengan menempatkan WALHI-WALHI di daerah sebagai pusat aktivitas gerakan advokasi yang dilakukan; ketiga, memperbaiki sistem pengkaderan di WALHI melalui keterpaduan berbagai konsep pendidikan yang selama ini sudah ada di WALHI dan menjadikannya terstruktur dan sistematis.

Sekarang saya sudah siap untuk menghembuskan angin segar dalam membangun gerakan lingkungan hidup di Indonesia. Angin ini bukanlah angin yang bertiup dari atas ke bawah namun sebaliknya arus angin bawah yang berhembus menuju atas. Angin arus bawah yang sebelumnya berpacu dengan derasnya luapan air-air sungai yang meluap membanjiri rumah dan sawah penduduk, angin yang menelisik miris diantara pohon-pohon tumbang, angin yang menguap panas di rawa-rawa gambut dan diantara kebakaran lahan dan hutan, angin yang terjebak diantara lobang-lobang tambang. Angin ini adalah angin arus bawah yang berhimpun dan bergerak terus melaju ke atas.......dan jika memang semua arus bawah berhimpun maka arus angin ini tidak akan terbendung lagi!