Thursday, May 17, 2007

Brimob juga manusia!

Kemarin, Jumat, 11/05 selama 2 jam lebih dikit saya berada bersama-sama dengan para peserta Bintara Magang Polri Gelombang II tahun 2006 di kesatuan Brimob Kalsel. Saya dimintakan menjadi nara sumber ttg peranan LSM di masyarakat, lingkungan hidup dan keterkaitannya dengan tugas-tugas pokok Polri.
Saya mencoba untuk membuatnya menjadi vibrant dalam kesempatan tersebut sehingga beberapa hari sebelumnya saya sempatkan untuk meminta masukan dari semua rekan dimilis ini. Thanks sekali lagi atas berbagai masukannya dan juga special buat mbak Budsi dan Dendy yang telah mengirimkan dvd aninconvenient truthnya Al Gore.

Kami mesti menyiapkan semua peralatan (lcd, soundsistem-speaker aktif dan alat tulis/ gambar) karena ternyata yang namanya kesatuan Brimob Kalsel, mereka tidak memiliki alat-alat seperti lcd, kasihan juga ya kesatuan sebesar itu tidak punya alat-alat komunikasi-presentasi yang baik.

Sebelum pertemuan dimulai seperti biasanya ada prakata dulu dari para instruktur resmi mereka dalam suasana "kepolisian", semuanya duduk rapi (ada 15 peserta) dengan badan ditegapkan. Saya memulai sesi saya dengan menampilkan tayangan slide yang berisikan gambar saya, keluarga dan aktivitas saya sambil saya sedikit menjelaskan (perkenalan diri saya). Kemudian saya ajak mereka langsung untuk menonton film ttg "ambang batubara dan dampaknya" yang dibuat oleh kawan-kawan di Kalsel (sebelumnya saya ingin cuplik sedikit filmnya Al Gore namun karena terkendala teknis saya tidak sempat menyiapkannya padahal Dendy-Inspirit sudah mengirimkannya, thanks Den dan ngakpapa kan ngak jadi digunakan kali ini). Belum beberapa saat film diputar eh peralatannya ngadat dan saya coba perbaiki namun tetap tidak bisa. Kemudian saya segera minta Yayan (salah satu kawan yang menemani saya) untuk memperbaikinya dan saya langsung meminta para peserta berdiri untuk kemudian bernyanyi bersama dengan lagu "bukan lautan hanya kolam susu...." namun suara mereka masih belum begitu lepas....... lalu saya minta mereka untuk menyanyikannya berdasarkan versi mereka dan sebelumnya saya mintakan kepada para instrukturnya (yang terus nongkrong di depan dan disamping peserta) untuk membebaskan para peserta dari "adat kepolisian" dalam sesi saya, hasilnya luar biasa mereka bernyanyi dengan semangat dengan lagu yang digubah berdasarkan versi mereka dan suasana sudah mulai mencair sementara perbaikan yang dilakukan Yayan sudah berhasil. Semua kembali ke film.
Saya mintakan komentar mereka terhadap film tersebut dan ternyata komentarnya diluar dugaan saya dimana hampir 100% mereka sepakat dan sependapat dengan apa yang digambarkan dalam film tersebut. "Nama Fuguh, mohon izin bicara pak" kalimat seperti itu yang mereka ucapkan setiap kali mau bicara. Dalam komentarnya mereka juga mengutuk kelakuan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan keberpihakan mereka kepada lingkungan dan rakyat dan disambungkan dengan pengalaman sebagian peserta yang desanya/ kampungnya ada pertambangan batubara, walaupun ada yang melihat itu karena kelemahan SDM rakyat kita dan bukan semata kesalahan perusahaan. Dari diskusi disini saya melihatnya mereka masih melihat persoalan lingkungan hidup dalam tataran persoalan teknis.
Selanjutnya saya minta mereka menggambar mengenai kondisi lingkungan hidup yang ideal menurut mereka, selesai menggambar mereka satupersatu saya minta menjelaskan gambarnya masing-masing. Ternyata semua peserta menggambarnya dalam bentuk gambar pemandangan alam dimana ada gunung dan sawah. Dan yang membedakan satu sama lainnya yaitu tambahan dari selain gunung dan sawah tersebut misalnya seperti ada industri di balik gunung dll. Namun ketika dalam penjelasannya, hasilnya luar biasa, ternyata mereka juga punya visi yang hampir sama dengan para pegiat lingkungan dalam memposisikan lingkungan hidup dimana mereka menggambarkan ttg keasrian, keserasian, kesejahteraan, keadilan dalam pengelolaan, pendidikan bagi masyarakat, interaksi antar pihak dan sektor. Setelah selesai menjelaskan gambar, mereka saya minta membagi dua kelompok, membuka kembali gambarnya dan meminta mereka untuk mendiskusikan dimana posisi mereka (brimob) digambar tersebut dan menjelaskannya. Hasilnya mereka menempatkan brimob ada di perbatasan, di kampung dan diperusahaan. Fungsinya sebagai keamanan, penegak hukum, mediator antar pihak jika ada konflik dan pengayom masyarakat. Mereka juga menyatakan bahwa sebagai polisi mereka mesti bersikap netral dalam melihat berbagai persoalan yang ada.
Setelah itu baru kemudian saya masuk dengan presentasi saya yang menggunakan powerpoint (yang berisikan lebih banyak gambar dan kliping koran) dimana secara singkat saya menjelaskan ttg lingkungan hidup dengan segala persoalannya, bagaiamana cara kita memandang persoalan lingkungan yang intinya bahwa persoalan lingkungan itu bukan persoalan teknis semata tetapi multidimensi dan intinya merupakan persoalan tatanan ekonomi politik yang tidak berkeadilan trus ditambah ttg peran LSM dan hubungan dengan peran Brimob kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Dalam pemaparan saya, saya juga memaparkan bagaimana Brimob dihadapkan pada pilihan untuk berbenturan dengan aktivis dan rakyat, saya ceritakan berbagai sikap brimob yang "salah" dalam berbagai kasus penganiayaan dan penembakan oleh Brimob terhadap aktivitis dan rakyat. Dan seperti dugaan saya (kerena sudah disentuh sisi kemanusiaannya) tidak ada "perlawanan" dari mereka (termasuk para seniornya yang ada disana) terhadap statement saya tersebut. Saya tekankan "kelakukan" Brimob selama ini sebagai sebuah konsekuensi dari kebijakan tatanan ekonomi politik yang diambil oleh pemerintah dan ini yang mesti mereka untuk turut serta merubahnya. Hampir semuanya manggut-manggut (saya artikan sebagai sebuah persetujuan).
Terakhir sebagai penutup saya tampilkan cuplikan kalimat dari Mahatma Gandi dan Suku Indian Apace, trus foto anak saya dalam posisi memegang gitar dan selanjutnya mengalunlah lagu Imaginenya John Lennon sambil saya minta mereka semua untuk bernyanyi bersama.
Dalam kata penutup saya sempatkan untuk meberikan apresiasi kepada mereka dengan mengatakan bahwa Brimob kedepan akan dipimpin oleh orang-orang seperti mereka maka tidak akan ada lagi berbagai penganiayaan dan penembakan kepada rakyat.
Dan sebelum pulang instruktur mereka mengatakan dalam enam bulan kedepan akan ada lagi peserta magang dari Pusdiklat Brimob dan saya dimintakan untuk hadir lagi bersama mereka.